Cucu panggil kakek dengan sebutan adek ??

on 20 September 2010

Sebuah kejadian yang aneh tapi tidak juga aneh. Seorang wayah (cucu) memanggil mbahnya (kakek) dengan sebutan Dek. Dan itu benar2 terjadi dalam keluarga besar. Secara hierararki keluarga seharusnya A memanggil B dengan sebutan Kakek, karena dari sisi umur A lebih tua maka memanggil B dengan sebutan Dek. Hua hua..

Kadang kita sering bertemu dengan seseorang mungkin diya adalah teman satu komunitas, satu sekolah, satu kuliah, satu perjuangan, secara tidak mengerti hierarki mereka masing keatas ayah, kakek, kakek buyut sehingga suatu paseduluran tidaklah akan terjalin lebih dalam lagi.

Seandainya kita tahu hierarki keluarga sebenarnya pastilah akan tertawa sendiri anak bayi aja sudah disebut dengan pak. Ya begitulah. Tapi sayangnya paseduluran keluarga besar tidakalah bisa dijaga hierarkinya. Ntah karena udah mikirin hidupnya sendiri, sibuk atau apalah.

Ada beberapa penyebab saudara sendiri menjadi orang lain (versi saya) :

1. Seorang ayah atau ibu tidak mengenalkan kepada anaknya hierarki keluarga kakek atau neneknya. Sehingga sampai besar setelah ayah atau ibu meninggal mereka merasa hidup sendiri didunia.

2. Budaya sekarang tidak mendukung untuk bisa mempererat tali persaudaraan. Banyak yg super sibuk, gengsi karena saudara tidak seberuntung dengan kita ekonomi kehidupannya.

3. tiap-tiap RT tidak pernah saling berkunjung ke RT lainnya yg masih saudara.

4. Budaya menghormati yang lebih tua dengan sebutan yang sesuai sudah tidak dilestarikan. Dengan ponakan (anak Pak Dhe) mesti lebih kecil dari kita, seharusnya kita tetap memanggilnya dengan sebutan Mas atau Mbak, sesuai dengan hierarkinya.

Jujur saya sendiri juga agak canggung jika memanggil seorang bayi kok dengan sebutan Pak. Tapi ya inilah akibatnya karena kita sendiri tidak terlatih dan membiasakannya. Kita memanggil bayi dengan sebutan Pak ini berarti kita juga menghormati ayahnya (Pak Dhe), ini juga berarti menghormati kakek kita sendiri, ini berarti juga menghormati orang tua kita, dan terakhir ini juga menghormati diri kita sendiri.

Cobalah mulai dari ayah kita sendiri, siapa ayah beliau, namanya anak2nya yang lain tinggal dimana, dapet pasangan siapa dari mana. Hal yang sepele tapi jika tidak kita usahakan mengerti, hidup kita seperti hidup sendiri. Buatlah hierarkidari kakek kebawah. Informasi ini bisa ditanyakan kepada ayah kita sendiri atau orang lain.

Selagi masih ada bau idul fitri, ini momen yg bagus untuk memulai kita ber silaturahmi dengan keluarga kakek kita sendiri.

Jagalah paseduluran kita terutama dengan saudara sedarah dengan kita dari kakek atau pun kakek buyut kita. Siapa tahu kalo kita urut kita keturunan seorang bangsawaan. Kan bisa buat kita lebih semangant dalam hidup ini.. hehhehe...

Semoga bermanfaat :D

3 komentar:

love to share mengatakan...

mampir.........

Ndoro Seten mengatakan...

bener mas....
btw, mestinya dengan teknologi komunikasi yang lebih canggih dapat lebih menunjang aseduluran, ya nggak?

Unknown mengatakan...

@ Love to share
terimakasih sudi mampir di blog jelek ini... :D

@ Ndoro
yap tepat sekali. yg penting kesadaran manusia itu sendiri apa arti dari paeduluran itu sendiri.

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar untuk postingan ini, semoga tulisan Anda membangun perkembangan Blog ini. terimakasih.